Jumat, 29 Juni 2012

Kebijakan Stabilisasi

Bagi banyak ekonom, masalah kebijakan pemerintah yang aktif adalah jelas dan sederhana. Resesi adalah periode pengangguran tinggi, pendapatan rendah dan tekanan ekonomi meningkat. Model permintaan agregat dan penawaran agregat menunjukan bagaimana guncangan terhadap perekonomian dapat menyebabkan resesi. Model tersebut juga menunjukan bagaimana kebijakan moneter dan fiskal dapat mencegah resesi dengan merespon guncangan ini. Para ekonom ini menganggap suatu pemborosan bila tidak menggunakan instrumen kebijakan ini untuk menstabilkan perekonomian. Ekonom lain bersikap kritis terhadap upaya pemerintah untuk menstabilkan perekonomian dan mereka berpendapat pemerintah seharusnya melakukan pendekatan lepas-tangan pada kebijakan makro ekonomi. Pada awalnya, pandangan ini tampak mengejutkan. Jika model kita menunjukkan bagaimana mencegah atau mengurangi keparahan resesi, megapa mereka ingin pemerintah tidak menggunakan kebijakan moneter dan fiskal untuk stabilisasi ekonomi?
Sebagaimana telah kita pelajari, karena kebijakan hanya mempengaruhi perekonomian setelah kelambanan yang lama, stabilisasi yang sukses memerlukan kemampuan memprediksi kondisi ekonomi masa depan. Salah satu cara peramal melihat kedepan adalah dengan indikator utama ( leading indicators ). Indikator utama adalah serangkaian data yang berfliktuasi pada perekonomian.Penurunan besar dalam indikator utama mengisyaratkan bahwa resesi
mungkin terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Cara lain peramal melihat kedepan adalah dengan model makro ekonomi yang telah dikembangkan baik oleh lembaga pemerintah dan perusahaan swasta. Mereka mencoba memprediksi variable seperti pengangguran dan inflasi dan variable endogen lainnya.

1 komentar: