Ada berbagai macam jenis profesi seorang akuntan, salah
satunya adalah menjadi seorang akuntan publik. Mungkin yang akan saya pilih
sesuai dengan bidang profesi akuntan publik adalah menjadi seorang auditor.
Untuk menjadi seorang akuntan publik tidaklah mudah, masih banyak yang harus
kita lakukan setelah menyelesaikan pendidikan di bangku perkuliahan. Mendapat
title sarjana dibidang ekonomi saja tidaklah cukup, apalagi notabennya saya
adalah seorang mahasiswi dari perguruan tinggi swasta otomatis saya harus
mengikuti Ujian Negara Akuntansi (UNA) Dasar dan UNA Profesi yang biasanya
dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Mei dan November oleh
Dirjen Pendidikan Tinggi Dept. Pendidikan dan Kebudayaan. Di samping itu saya
juga harus mempunyai pengalaman kerja sebagai auditor pada kantor akuntan
publik atau BPKP paling sedikit 3 tahun. Untuk dapat menjalankan profesinya
sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang akuntan harus lulus dalam ujian
profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan kepada
lulusannya berhak memperoleh sebutan "CPA Indonesia" (sebelum tahun
2007 disebut "Bersertifikat Akuntan Publik" atau BAP). Sertifikat
akan dikeluarkan oleh IAPI. Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah
satu persyaratan utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai akuntan publik
dari Kementrian Keuangan. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi
210 (PSA No. 04) menegaskan perlunya pendidikan dan pengalaman memadai dalam
bidang auditing sebagai syarat utama untuk melakukan audit. Masih banyak lagi
syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang akuntan publik di
Indonesia belum lagi jika kita berniat untuk mendirikan sebuah KAP. Jadi,
untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang auditor yang dapat melaksanakan pekerjaan
audit dengan baik, tidak cukup hanya dengan bekal pendidikan formal semata
tetapi juga harus ditunjang oleh pengalaman praktek di lapangan dengan jam
kerja yang memadai. Disini saya akan mencoba menggambarkan bilamana
keinginan saya menjadi seorang auditor itu terlaksana.
Tugas seorang auditor adalah mengaudit atau bisa disebut juga
dengan auditing. Auditing sendiri adalah membandingkan evaluasi kegiatan atau
proses ( fakta) dibandingkan dengan standar atau regulasi. Selanjutnya tentang
auditor , yaitu seseorang yang melakukan proses audit. Seorang auditor layaknya
adalah seseorang yang memiliki integritas tinggi, berkompeten, independen dan
obyektif. Empat kriteria tersebut menurut saya wajib dimiliki oleh setiap
auditor. Seperti yang dikatakan oleh dosen softskill saya yaitu Ibu Sundari dan
kebetulan beliau juga merupakan seorang akuntan publik, bahwa seseorang yang
ingin memulai suatu perkerjaan harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
harapan publik untuk perilaku bisnis. Faktor-faktor tersebut terdiri fisik,
moral, penilaian yang buruk, aktivitas pemangku kepentingan, ekonomi,
persaingan, penyimpangan keuangan, kegagalan tata kelola, akuntabilitas,
sinergi, dan penguatan hukum kelembagaan. Sungguh menyenangkan di saat merintis
karir di bidang yang dapat dikatakan memiliki tingkat stress yang tinggi, tapi
lingkungan sekitar sangat mendukung terciptanya suasana kerja yang
menyenangkan. Mungkin di tahun-tahun awal seorang auditor, hal tersebut akan
susah. Bagaimana harus cepat tanggap dalam mengerjakan segala sesuatu, berani
menghadapi klien sendirian tanpa dibantu oleh manajer dan lain sebagainya.
Maka, semuanya harus kembali ke pribadi masing-masing, is this the life that
you want?
Mungkin pada awal merintis karir menjadi seorang auditor
saya akan melakukan kegiatan di salah satu KAP dengan menghormati nilai-nilai
dan interes mereka. Untuk sebagian besar, penghormatan terhadap nilai-nilai dan
interes pribadi masing-masing menentukan pendirian etika dan keberhasilan
seseorang. Selain itu saya juga harus memiliki rasa taggung jawab yang besar
sehingga tidak merugikan diri sendiri terutama orang lain pada saat melakukan
pekerjaan. Mempunyai kesadaran bahwa kesejahteraan fisik masyarakat dan
kesejahteraan pekerja lain tidak boleh terancam oleh aktivitas yang sedang saya
jalankan. Demikian juga, saya harus mampu mengelola resiko-resiko yang muncul.
Lebih dari sekedar untuk melayani rasa ingin tahu intelektual, kesadaran ini
harus dikombinasikan dengan nilai-nilai tradisional dan digabungkan dalam suatu
kerangka kerja untuk pengambilan keputusan etis dan tindakan. Jika tidak
seperti dalam kasus yang terjadi dalam Enron dan Arthur Andersen, kredibilitas,
reputasi, dan keuntungan kompetitif kapital, organisasi, manajemen,
profesional, dan profesi akan dirugikan. Selain itu proses audit juga tidak
akan mungkin dapat berhasil bila tidak ada auditor yang handal di antara kita.
Namun, kita harus mengingat dan memahami kembali kriteria standar seorang
auditor yang telah disebutkan di atas. Empat kriteria penting di antaranya :
independen, kompeten, berintegritas, dan obyektif. Independen artinya saya
sebagai seorang auditor harus benar-benar memegang prinsip, tidak memihak dan
bersandar pada dirinya sendiri. Integritas tinggi diwujudkan dengan menjalankan
tugas sesuai peraturan dan prinsip yang ada dan sebagaimana mestinya, tidak
melakukan pelanggaran dan penyelewengan atas peraturan yang telah dibuat. Saat
melakukan proses audit, obyektifitas itu mutlak diperlukan. Terakhir yaitu
kompeten, kompeten ini cakupannya cukup luas. Menurut saya kompeten bisa
berarti seorang auditor harus CERDAS. Cerdas disini bukan hanya bermakna sempit
cerdas ilmu auditing tetapi juga cerdas akhlak, budipekerti, juga memiliki
kepandaian dibidang softskill seperti komunikasi dan berwawasan luas. Kriteria
tambahan dari saya yaitu seorang auditor harus mempunya rasa kecintaan dan rasa
memiliki yang tinggi terhadap pekerjaan yang kita jalankan. Sehingga dalam
proses nya dia akan selalu semangat dan tak kenal lelah untuk berjuang dan
berkontribusi demi kemajuan dan perbaikan ke arah yang lebih baik. Demikianlah tulisan
yang saya sampaikan, bila ada kekurangan mohon bimbingan karna saya pun masih
dalam proses pembelajaran. Mari sama-sama berjuang menjadi auditor muda yang
cerdas dan berkontribusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar