Minggu, 19 Januari 2014

JIKA AKU MENJADI SEORANG AKUNTAN PUBLIK



Ada berbagai macam jenis profesi seorang akuntan, salah satunya adalah menjadi seorang akuntan publik. Mungkin yang akan saya pilih sesuai dengan bidang profesi akuntan publik adalah menjadi seorang auditor. Untuk menjadi seorang akuntan publik tidaklah mudah, masih banyak yang harus kita lakukan setelah menyelesaikan pendidikan di bangku perkuliahan. Mendapat title sarjana dibidang ekonomi saja tidaklah cukup, apalagi notabennya saya adalah seorang mahasiswi dari perguruan tinggi swasta otomatis saya harus mengikuti Ujian Negara Akuntansi (UNA) Dasar dan UNA Profesi yang biasanya dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Mei dan November oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Dept. Pendidikan dan Kebudayaan. Di samping itu saya juga harus mempunyai pengalaman kerja sebagai auditor pada kantor akuntan publik atau BPKP paling sedikit 3 tahun. Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan kepada lulusannya berhak memperoleh sebutan "CPA Indonesia" (sebelum tahun 2007 disebut "Bersertifikat Akuntan Publik" atau BAP). Sertifikat akan dikeluarkan oleh IAPI. Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah satu persyaratan utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai akuntan publik dari Kementrian Keuangan. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 210 (PSA No. 04) menegaskan perlunya pendidikan dan pengalaman memadai dalam bidang auditing sebagai syarat utama untuk melakukan audit. Masih banyak lagi syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang akuntan publik di Indonesia belum lagi jika kita berniat untuk mendirikan sebuah KAP. Jadi, untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang auditor yang dapat melaksanakan pekerjaan audit dengan baik, tidak cukup hanya dengan bekal pendidikan formal semata tetapi juga harus ditunjang oleh pengalaman praktek di lapangan dengan jam kerja yang memadai. Disini saya akan mencoba menggambarkan bilamana keinginan saya menjadi seorang auditor itu terlaksana.
Tugas seorang auditor adalah mengaudit atau bisa disebut juga dengan auditing. Auditing sendiri adalah membandingkan evaluasi kegiatan atau proses ( fakta) dibandingkan dengan standar atau regulasi. Selanjutnya tentang auditor , yaitu seseorang yang melakukan proses audit. Seorang auditor layaknya adalah seseorang yang memiliki integritas tinggi, berkompeten, independen dan obyektif. Empat kriteria tersebut menurut saya wajib dimiliki oleh setiap auditor. Seperti yang dikatakan oleh dosen softskill saya yaitu Ibu Sundari dan kebetulan beliau juga merupakan seorang akuntan publik, bahwa seseorang yang ingin memulai suatu perkerjaan harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi harapan publik untuk perilaku bisnis. Faktor-faktor tersebut terdiri fisik, moral, penilaian yang buruk, aktivitas pemangku kepentingan, ekonomi, persaingan, penyimpangan keuangan, kegagalan tata kelola, akuntabilitas, sinergi, dan penguatan hukum kelembagaan. Sungguh menyenangkan di saat merintis karir di bidang yang dapat dikatakan memiliki tingkat stress yang tinggi, tapi lingkungan sekitar sangat mendukung terciptanya suasana kerja yang menyenangkan. Mungkin di tahun-tahun awal seorang auditor, hal tersebut akan susah. Bagaimana harus cepat tanggap dalam mengerjakan segala sesuatu, berani menghadapi klien sendirian tanpa dibantu oleh manajer dan lain sebagainya. Maka, semuanya harus kembali ke pribadi masing-masing, is this the life that you want?

Mungkin pada awal merintis karir menjadi seorang auditor saya akan melakukan kegiatan di salah satu KAP dengan menghormati nilai-nilai dan interes mereka. Untuk sebagian besar, penghormatan terhadap nilai-nilai dan interes pribadi masing-masing menentukan pendirian etika dan keberhasilan seseorang. Selain itu saya juga harus memiliki rasa taggung jawab yang besar sehingga tidak merugikan diri sendiri terutama orang lain pada saat melakukan pekerjaan. Mempunyai kesadaran bahwa kesejahteraan fisik masyarakat dan kesejahteraan pekerja lain tidak boleh terancam oleh aktivitas yang sedang saya jalankan. Demikian juga, saya harus mampu mengelola resiko-resiko yang muncul. Lebih dari sekedar untuk melayani rasa ingin tahu intelektual, kesadaran ini harus dikombinasikan dengan nilai-nilai tradisional dan digabungkan dalam suatu kerangka kerja untuk pengambilan keputusan etis dan tindakan. Jika tidak seperti dalam kasus yang terjadi dalam Enron dan Arthur Andersen, kredibilitas, reputasi, dan keuntungan kompetitif kapital, organisasi, manajemen, profesional, dan profesi akan dirugikan. Selain itu proses audit juga tidak akan mungkin dapat berhasil bila tidak ada auditor yang handal di antara kita. Namun, kita harus mengingat dan memahami kembali kriteria standar seorang auditor yang telah disebutkan di atas. Empat kriteria penting di antaranya : independen, kompeten, berintegritas, dan obyektif. Independen artinya saya sebagai seorang auditor harus benar-benar memegang prinsip, tidak memihak dan bersandar pada dirinya sendiri. Integritas tinggi diwujudkan dengan menjalankan tugas sesuai peraturan dan prinsip yang ada dan sebagaimana mestinya, tidak melakukan pelanggaran dan penyelewengan atas peraturan yang telah dibuat. Saat melakukan proses audit, obyektifitas itu mutlak diperlukan. Terakhir yaitu kompeten, kompeten ini cakupannya cukup luas. Menurut saya kompeten bisa berarti seorang auditor harus CERDAS. Cerdas disini bukan hanya bermakna sempit cerdas ilmu auditing tetapi juga cerdas akhlak, budipekerti, juga memiliki kepandaian dibidang softskill seperti komunikasi dan berwawasan luas. Kriteria tambahan dari saya yaitu seorang auditor harus mempunya rasa kecintaan dan rasa memiliki yang tinggi terhadap pekerjaan yang kita jalankan. Sehingga dalam proses nya dia akan selalu semangat dan tak kenal lelah untuk berjuang dan berkontribusi demi kemajuan dan perbaikan ke arah yang lebih baik. Demikianlah tulisan yang saya sampaikan, bila ada kekurangan mohon bimbingan karna saya pun masih dalam proses pembelajaran. Mari sama-sama berjuang menjadi auditor muda yang cerdas dan berkontribusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar